Rabu, 26 Desember 2012

POLA HIDUP RASULULLAH SAW

-->
Pola Hidup Sehat Rasulullah S.A.W





             Sebagian dari kita pasti sudah sering mendengar  istilah pola hidup sehat. Namun tidak semuanya benar benar sudah menjalani pola hidup sehat tersebut. Dalam ajaran islam pola hidup sehat juga sudah dikenalkan oleh rasulullah Muhamad S.A.W. Ajaran polahidup yang sehat mencerminkan pribadi yang kuat.
Masalah kesehatan juga tertera dalam kitab suci Al-Qur’an yaitu ”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57).
Berdasarkan sejarah hidup baginda Rasulullah, disebutkan bahwa beliau hanya dua kali menderita sakit
1.       Setelah menerima wahyu di Gua Hira. Penerimaan wahyu tersebut mendadak membuat rasulullah demam karena bemengalami ketakutan.
2.      Yang dialami Rasulullah yaitu pada saat menjelang beliau meninggal. Fakta tersebut membuktikan bahwa Rasulullah memiliki ketahanan fisik yang luar biasa. Sementara kondisi alam di Jazirah Arab ketika itu sangat keras, tandus, panas di siang hari dan dingin di malam hari.


Dalam hadist Shahih Bukhari, terdapat 80 hadist yang membahas masalah kesehatan pribadi baginda Rasulullah. Belum lagi yang dibahas pada hadist sahih lainnya, misalnya hadist Shahih Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, dan Shahih Ahmad. Semasa hidup Rasulullah senantiasa peduli pada kesehatan, baik kesehatan pribadinya maupun kesehatan umatnya. Ajarannya beliau pada aspek kesehatan lebih banyak menitik beratkan pada pola pencegahan daripada pengobatan.
Ada dua pola hidup sehat yang menonjol dan relevan dengan disiplin ilmu kesehatan masyarakat yakni kesehatan individu dan masalah pengaturan gizi kesehatan. Pada aspek kesehatan individu, Rasulullah senantiasa menjaga kebersihan dirinya seperti rajin memotong kuku, mencuci dan memotong rambut serta menggosok gigi. Kegiatan memotong kuku dan rambut dilakukan setiap hari kamis atau hari jumat setiap pekan yang patut kita tauladani.
Hal lainnya terkait dengan kesehatan individu Rasulullah adalah membatasi makanan didalam perut. Rasulullah menganjurkan umatnya agar menyediakan ruang di dalam perut untuk tiga hal yakni udara, air dan makanan. Ketiganya harus diisi secara seimbang masing-masing sekitar sepertiga isi perut. Sebagaimana Sabda Rasul: “Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)”.
Pada aspek pengendalian gizi, Rasulullah selalu menjaga makanan yang dikonsumsinya. Dalam hidupnya Rasulullah kerap mengonsumsi kurma baik kurma kering maupun kurma basah. Anjuran mengonsumsi kurma beberapa kali disebutkan dalam Al-Quran, seperti pada Surat Ar-Ra’du: 4, “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman di atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir” dan Surat Qaaf: 10, “Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.”
Para ahli kesehatan juga sepakat mengungkapkan adanya asam amino pada kurma, seperti glutathione sebagai antioksidan. Setelah diteliti secara ilmiah, kurma memiliki semua unsur makanan pokok yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, mineral, gula dan vitamin.



POLA HIDUP SEHAT
Gaya hidup sehat  Rasulullah lebih mengacu pada pengendalian gizi makanan. Makanan Rasulullah terseleksi secara disiplin dan ketat, baik dari tingkat kehalalannya maupun kebaikannya. Ukuran kehalalan dinilai dari cara mendapatkanya secara halal (legal) dan berkaitan dengan urusan akhirat. Sedangkan kebaikan (thayyib) berkaitan dengan kandungan gizi pada makanan untuk dikonsumsi. Makanan yang kerap dikonsumsi Rasul selain kurma adalah madu untuk membersihkan pencernaan. Sebagaimana hadits beliau, “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yakni madu dan Al Quran” (HR Ibnu Majah dan Hakim).
Mengatur dan menjaga pola tidur adalah salah satu kunci hidup sehat Rasulullah yakni cepat tidur malam hari dan cepat bangun pada dinihari. Rasulullah biasanya tidur selepas Shalat Isya dan bangun pada sepertiga malam untuk shalat lail. Lamanya waktu tidur tidak melebihi batas kebutuhan, demikian pula pada ingin tidur maka beliau tidak akan menahannya. Cara tidur sehat Rasulullah yaitu memiringkan tubuh kearah kanan sambil berzikir hingga matanya terasa berat dan akhirnya tertidur. Kadang badan Rasulullah dimiringkan ke kiri sebentar, lalu kembali miring ke sebelah kanan. Model tidur Rasullulah ini sangat baik untuk kesehatan karena merupakan posisi yang pas untuk lambung sehingga makanan mengendap secara proporsional. Ketika beralih ke sebelah kiri sebentar maka proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung (Al Jauziyyah 2004). Ketika terbangun dari tidur, maka Rasulullah langsung bersiwak (sikat gigi), lalu berwudhu dan shalat.
Rahasia pola hidup sehat Rasulullah yang lainya yaitu puasa sunnah diluar bulan Ramadhan. Beberapa puasa sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah adalah puasapaa hari senin dan kamis, puasa enam bulan pada bulan Syawal, dan lainya. Berpuasa merupakan tameng sederhana dan efektif bagi diri pribadi agar terhindar dari berbagai macam penyakit jasmani dan rohani. Pada sisi kesehatan jasmani, berpuasa dapat menjaga organ tubuh dan stamina tubuh agar tetap berenergi serta sarana pembersihan racun (detoksifikasi) secara total dalam tubuh.
Pola hidup sehat Rasulullah yang terkait dengan kesehatan, sebagian besar bersifat preventif. Karena itu, anjuran bersuci, berkhitan, dan senyum semuanya bertendensi pada kesehatan individu yang bermuara para umat Muslim yang sehat jasmani dan rohani.
Demikian seputar pola hidup yang sehat layaknya rasullulah, semoga bisa menambah manfaat dan wawasan sobat semua.

Selasa, 18 Desember 2012

PMI kurang darah !



PMI Antisipasi Kurang Darah

Untuk mengatasi kebutuhan darah pada bulan puasa, Palang Merah Indonesia menggiatkan kegiatan donor darah dengan menggalang berbagai instansi dan komunitas.
Bagi komunitas non-Muslim, kegiatan donor darah dilakukan di gereja, wihara, dan sekolah. Untuk komunitas Muslim, kegiatan dilakukan di masjid pada sore hingga malam hari agar masyarakat dapat mendonorkan darah seusai shalat tarawih.
Hal itu dikemukakan Direktur Unit Donor Darah Pusat PMI Yuyun Soedarmono, Selasa (24/7), di Jakarta. PMI juga meluncurkan 105 mobil donor darah keliling di seluruh Indonesia.

Data donasi di seluruh Indonesia menunjukkan, setiap bulan puasa terjadi penurunan stok darah di PMI sebesar 50-60 persen. Tahun lalu, stok darah turun dari 182.594 kantong darah per bulan menjadi 100.427 kantong darah selama puasa. ”Kelangkaan darah biasanya pada minggu terakhir bulan puasa. Penyebabnya, donor banyak yang mudik atau bepergian,” kata Yuyun.
Kebutuhan darah di rumah sakit turun. Sebab, selama bulan puasa, kegiatan operasi yang tidak mendesak ditunda.

Selama satu tahun, kebutuhan darah di Indonesia mencapai 4,8 juta kantong darah. Dari jumlah itu, PMI hanya mampu memenuhi 3 juta kantong per tahun.
Farid Husain, Pengurus Bidang Kesehatan Donor Darah Rumah Sakit PMI, mengatakan, PMI berupaya memenuhi kebutuhan darah dengan menambah gerai unit donor darah (UDD) di pusat perbelanjaan dan kampus. Gerai UDD berada di mal Senayan City, Pusat Grosir Tanah Abang, dan Universitas Trisakti (Jakarta), Mal Metropolitan (Bekasi), mal Tunjungan Plaza (Surabaya), serta mal Mari Plaza dan Universitas Hasanuddin (Makassar).

Sejak menjalankan program gerai dan mobil UDD, jumlah donor meningkat dari 1,3 persen menjadi 8 persen penduduk per tahun.