Pola Hidup Sehat Rasulullah S.A.W
Sebagian dari kita pasti sudah sering mendengar istilah pola hidup sehat. Namun tidak semuanya benar benar sudah menjalani pola hidup sehat tersebut. Dalam ajaran islam pola hidup sehat juga sudah dikenalkan oleh rasulullah Muhamad S.A.W. Ajaran polahidup yang sehat mencerminkan pribadi yang kuat.
Masalah kesehatan juga tertera dalam kitab suci
Al-Qur’an yaitu ”Hai manusia,
sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi
orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57).
Berdasarkan sejarah hidup baginda Rasulullah, disebutkan bahwa beliau hanya
dua kali menderita sakit
1.
Setelah menerima
wahyu di Gua Hira. Penerimaan wahyu tersebut mendadak membuat rasulullah demam
karena bemengalami ketakutan.
2.
Yang dialami Rasulullah yaitu pada saat menjelang
beliau meninggal. Fakta tersebut membuktikan bahwa Rasulullah memiliki ketahanan
fisik yang luar biasa. Sementara kondisi alam di Jazirah Arab ketika itu sangat
keras, tandus, panas di siang hari dan dingin di malam hari.
Dalam hadist Shahih Bukhari, terdapat 80 hadist
yang membahas masalah kesehatan pribadi baginda Rasulullah. Belum lagi yang
dibahas pada hadist sahih lainnya, misalnya hadist Shahih Muslim, Abu Dawud,
Tirmidzi, Baihaqi, dan Shahih Ahmad. Semasa hidup Rasulullah senantiasa peduli
pada kesehatan, baik kesehatan pribadinya maupun kesehatan umatnya. Ajarannya
beliau pada aspek kesehatan lebih banyak menitik beratkan pada pola pencegahan
daripada pengobatan.
Ada dua
pola hidup sehat yang menonjol dan
relevan dengan disiplin ilmu kesehatan masyarakat yakni kesehatan individu dan
masalah pengaturan gizi kesehatan. Pada aspek kesehatan individu, Rasulullah
senantiasa menjaga kebersihan dirinya seperti rajin memotong kuku, mencuci dan
memotong rambut serta menggosok gigi. Kegiatan memotong kuku dan rambut
dilakukan setiap hari kamis atau hari jumat setiap pekan yang patut kita
tauladani.
Hal lainnya
terkait dengan kesehatan individu Rasulullah adalah membatasi makanan didalam
perut. Rasulullah menganjurkan umatnya agar menyediakan ruang di dalam perut
untuk tiga hal yakni udara, air dan makanan. Ketiganya harus diisi secara
seimbang masing-masing sekitar sepertiga isi perut. Sebagaimana Sabda Rasul:
“Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan
tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)”.
Pada aspek pengendalian gizi, Rasulullah selalu
menjaga makanan yang dikonsumsinya. Dalam hidupnya Rasulullah kerap mengonsumsi
kurma baik kurma kering maupun kurma basah. Anjuran mengonsumsi kurma beberapa kali disebutkan dalam Al-Quran,
seperti pada Surat Ar-Ra’du: 4, “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang
bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan
sebagian tanam-tanaman di atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berpikir” dan Surat Qaaf: 10, “Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang
mempunyai mayang yang bersusun-susun.”
Para ahli kesehatan juga sepakat mengungkapkan
adanya asam amino pada kurma, seperti glutathione sebagai antioksidan. Setelah
diteliti secara ilmiah, kurma memiliki semua unsur makanan pokok yang
dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, mineral, gula dan vitamin.
POLA HIDUP SEHAT
Gaya hidup sehat Rasulullah lebih mengacu pada pengendalian gizi makanan. Makanan Rasulullah terseleksi secara disiplin dan ketat, baik dari tingkat kehalalannya maupun kebaikannya. Ukuran kehalalan dinilai dari cara mendapatkanya secara halal (legal) dan berkaitan dengan urusan akhirat. Sedangkan kebaikan (thayyib) berkaitan dengan kandungan gizi pada makanan untuk dikonsumsi. Makanan yang kerap dikonsumsi Rasul selain kurma adalah madu untuk membersihkan pencernaan. Sebagaimana hadits beliau, “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yakni madu dan Al Quran” (HR Ibnu Majah dan Hakim).
Mengatur dan menjaga pola tidur adalah salah satu kunci hidup sehat Rasulullah yakni cepat tidur malam hari dan cepat bangun pada dinihari. Rasulullah biasanya tidur selepas Shalat Isya dan bangun pada sepertiga malam untuk shalat lail. Lamanya waktu tidur tidak melebihi batas kebutuhan, demikian pula pada ingin tidur maka beliau tidak akan menahannya. Cara tidur sehat Rasulullah yaitu memiringkan tubuh kearah kanan sambil berzikir hingga matanya terasa berat dan akhirnya tertidur. Kadang badan Rasulullah dimiringkan ke kiri sebentar, lalu kembali miring ke sebelah kanan. Model tidur Rasullulah ini sangat baik untuk kesehatan karena merupakan posisi yang pas untuk lambung sehingga makanan mengendap secara proporsional. Ketika beralih ke sebelah kiri sebentar maka proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung (Al Jauziyyah 2004). Ketika terbangun dari tidur, maka Rasulullah langsung bersiwak (sikat gigi), lalu berwudhu dan shalat.
Rahasia pola hidup sehat Rasulullah yang lainya yaitu puasa sunnah diluar bulan Ramadhan. Beberapa puasa sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah adalah puasapaa hari senin dan kamis, puasa enam bulan pada bulan Syawal, dan lainya. Berpuasa merupakan tameng sederhana dan efektif bagi diri pribadi agar terhindar dari berbagai macam penyakit jasmani dan rohani. Pada sisi kesehatan jasmani, berpuasa dapat menjaga organ tubuh dan stamina tubuh agar tetap berenergi serta sarana pembersihan racun (detoksifikasi) secara total dalam tubuh.
Pola hidup sehat Rasulullah yang terkait dengan kesehatan, sebagian besar bersifat preventif. Karena itu, anjuran bersuci, berkhitan, dan senyum semuanya bertendensi pada kesehatan individu yang bermuara para umat Muslim yang sehat jasmani dan rohani.
Demikian seputar pola hidup yang sehat layaknya rasullulah, semoga bisa menambah manfaat dan wawasan sobat semua.